Mengenal Suli Deni Akhriani, Peraih Perunggu di Ajang IMCS Singapura

JUARA : Suli Deni Akhriani saat menerima penghargaan dari Wali Kota Mataram H. Ahyar Abduh beberapa waktu lalu. (Ist for Radar Lombok)

Suli Deni Akhriani adalah salah satu siswa SMPN 2 Mataram yang berprestasi. Ia adalah peraih perunggu dalam ajang International Mathematics Contest di Singapura (IMCS).  Ia bersaing ketat dengan sejumlah pelajar Asia.

SUDIRMAN – MATARAM

Prestasi gemilang ditorehkan Akhriani yang kini duduk di bangku kelas VII SMPN 2 Mataram. Ia mengikuti lomba pada bulan April lalu saat masih duduk di kelas akhir SDN 2 Cakranegara mewakili NTB di tingkat nasional.

Setelah bersaing ketat, dirinya terpilih menjadi juara.  Akhriani berhasil menyisihkan ratusan siswi perwakilan masing-masing provinsi. Baru kemudian ia mewakili Indonesia bersama 129 delegasi pelajar dari berbagai sekolah di Indonesia dari tingkat SD hingga SMA.

Siswi 16 Agustus 2004 Kelahiran Sayang-Sayang Kecamatan Cakranegara ini banyak menyabet prestasi sejak duduk di bangku sekolah dasar. Ia juga tercatat sebagai siswi peraih UN tertinggi tingkat SD/MI se-NTB pada bulan April lalu. Putri keempat H. Sudenomo (saat ini menjadi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Mataram) ini menuturkan, untuk mendapatkan perunggu sangatlah sulit. “ Piala perunggu sulit juga di ajang internasional. Saya berusaha mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional, termasuk juga mengharumkan nama NTB,” katanya kepada Radar Lombok saat ditemui di sekolahnya kemarin.

Menurutnya, IMCS tahun ini cukup menantang dan perlu berpikir cepat untuk bisa menyelesaikannya karena waktunya sangat terbatas. “Untuk persiapan lomba IMCS, selain mengikuti karantina, saya banyak melakukan latihan soal secara mandiri dengan mencari soal-soal yang mirip dengan IMCS yang ada di internet sebagai bahan latihan,” ungkapnya.

Di ajang IMCS 2017 kata Akhriani, tim Indonesia meraih 14 emas, 26 perak, 50 perunggu, dan 38 merit. Sebelum berangkat ke Singapura, para siswa dibina terlebih dahulu selama 1 minggu di Bogor. Ia mempersembahkan piala perunggu unguk Pemerintah Kota Mataram.

Meski belum mendapatkan emas, dirinya tetap optimis suatu saat masih ada peluang untuk bisa membawa nama NTB di kancah internasional lagi. “ Saya tetap optimis, kelak bisa saya dapat juara,’’ ucapnya.

Ia bercita-cita jadi ahli sains. “ Saya sudah senang Matematika sejak duduk di bangku kelas satu, selain bimbingan belajar juga bimbingan orang tua,’’singkatnya.

Sementara itu sang ayah, H. Sudenom, menambahkan, anak keempatnya dikenal cukup ulet. Setiap hari selalu buka buku. Rumus-rumus matematika sudah menjadi kesehariannya. “ Setiap hari bahkan kerap diskusi. Sambil mengerjakan pekerjaan rumah (PR) sekolahnya,’’ katanya.

Bakat di bidang Matematika telah ada sejak di bangku sekolah dasar. Ia terus memberikan motivasi untuk terus berprestasi. ‘’ Ini bukan akhir, tapi awal untuk terus berprestasi.apalagi sampai kancah internasional,” pungkasnya. (*)

 

Sumber: Radar Lombok